Ikhlas menurut syara` ialah perbuatan baik yang dikerjakan semata-mata karena Allah swt dan untuk memperoleh rida-Nya.
Secara harfiah, ikhlas artinya murni, suci, atau bersih.
Pada masa Rasulullah saw masih hidup, ada seorang laki-laki yang mencintai seorang gadis yang bernama Ummu Qais. Ketika Rasulullah saw dan para sahabatnya hijrah dari Mekah ke Madinah, Ummu Qais pun ikut hijrah, sebagaimana niatnya Rasulullah dan para sahabatnya, yaitu
ikhlas karena Allah swt. Laki-laki tersebut hijrah karena terpaksa ingin menikah dengan Ummu Qais yang mengemukakan syarat mau menikah jika sudah sampai ke Madinah.
Niat laki-laki tersebut yang hijrah karena ingin menikah dengan Ummu Qais diketahui oleh sahabat Rasulullah saw. Lalu mereka menanyakannya pada Nabi Muhammad saw. Nabi Muhammad saw menjawab
“Sesungguhnya segala amal perbuatan bergantung pada
niat. Dan sesungguhnya tiap-tiap orang memperoleh sesuatu sesuai dengan niatnya. Barang siapa yang hijrah pada jalan Allah dan Rasulnya, maka hijrahnya itu kepada Allah dan Rasul-Nya. Barang siapa yang hijranya karena ingin memperoleh keduniaan, atau untuk mengawini seorang wanita, maka hijranya itu ialah ke arah yang ditujunya.”(H.R. Bukhari dan Muslim)
Dari hadis di atas dapat diketahui bahwa amal perbuatan seseorang tergantung pada niatnya.
Niat ialah dorongan yang tumbuh dalam hati manusia untuk melaksanakan amal perbuatan tertentu.
Melandasi setiap perbuatan ibadah dan amal saleh dengan niat ikhlas karena Allah, hukumnya wajib. Hal ini disebabkan karena ibadah dan amal saleh jika tidak dilandasi dengan niat ikhlas karena Allah, merupakan perbuatan sia-sia dan tidak akan diterimah Allah swt. Allah berfirman
“Padahal mereka tidak disuruh melainkan supaya mereka menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus...” (Q.S. Al Bayyinah: 5)
Semua amal perbuatan yang baik bahkan semua kesenangan yang halal bila dilakukan berdasarkan
niat ikhlas tentu akan mendapatkan pahala. Rasulullah saw bersabda: “Barang siapa yang menuntut ilmu biasanya untuk mencari keridaan Allah, tiba-tiba tidak mempelajarinya, kecuali hanya untuk mendapatkan harta benda dunia, maka ia tidak akan memperoleh bau harumnya surga pada hari kiamat.” (H.R. Ibnu Majah)
Dari hadis di atas menggambarkan bahwa betapa sulitnya untuk mendapatkan tingkat
keikhlasan. Namun, bagi siapa saja yang dapat mencapainya, maka rida Allah akan selalu menyertai setiap jalannya.
semoga artikel tentang
ikhlas ini bermanfaat
Kumpulan Artikel Islami
Published:
2012-08-22T00:00:00-07:00
Title:Pengertian Ikhlas
Rating:
5 On
22 reviews