Shalat merupakan kewajiban yang sangat agung setelah seseorang mengikrarkan dua kalimat syahadat, sebab shalat adlah pembeda antara islam dan kufur.
Diperintahkannya shalat merupakan sarana kita untuk mengungkapkan rasa syukur atas limpahan nikmat yang telah Allah berikan kepada kita semua, meski selain itu banyak hikmah yang terkandung di dalamnya, baik jika itu ditinjau dari segi agama, pendidikan terhadap individu, maupun masyarakat pada umumnya.
Hikmah dari segi agamashalat sebagai aktualisasi peran
ubudiyyah dasar penciptaan manusia sebagai mahkluk Allah. Sebagaimana Allah berfirman: "Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan (agar) mereka menyembah-Ku"(az-Zariyat:56)
Shalat merupakan saran untuk memperkuat hubungan antara hamba dan Rabbnya. Ketika seseorang melaksanakan shalat dengan khusuk, maka ia akan mendapatkan kenikmatan yang sangat luar biasa saat sedang bermunajat kepada Allah swt. Ia juga mendapat ketenangan dan rasa aman di saat telah menyerahkan segala urusannya kepada Zat yang serba maha. Selain itu, shalat juga merupakan sarana untuk meraih kemenangan dan keselamatan serta ampunan dari Allah. Allah berfirman:
"Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusuk dalam sembahyangnya" (Mu'minun:1-2)
Bahkan Allah menjelaskan betapa shalat memiliki dampak yang luar biasa dalam diri seseorang yang melaksanakannya. Allah berfirman yang artinya:
"Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusuhan, ia berkeluh kesah. Dan apabila ia mendapat kebaikan, ia amat kikir. Kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat. Yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya"(al-Ma`arij:19-23).
Dalam sebuah riwayat disebutkan:
"Diriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa ia mendengar Rasulullah bersabdah: 'Bagaimanakah pendapat kalian jika di depan pintu rumah kalian ada sungai mengalir dan kalian mandi darinya setiap hari lima kali. Apakah masih ada kotoran (yang menempel pada tubuh kalian)?' Mereka menjawab: 'Tidak sama sekali'. Beliau berkata: Begitulah perumpamaan shalat lima waktu, dengannya Allah mengampuni dosa-dosa."
Hikma shalat dari segi IndividuShalat sebagai sarana
tagwiyah (penguatan) jiwa. Hal ini sangat sesuai dengan kondisi manusia, dimana manusia dicipta oleh Allah dengan sifat yang lemah dan terbatas. Dengan shalat, diharapkan agar dia selalu mendapatkan siraman kekuatan dari yang Mahakuat dan Perkasa, terutama ketika:
1. Menghadapi kekuatan-kekuatan buruk yang zahir maupun yang tersembunyi;
2. Mengalami perlemahan daya tahan dalam istiqamah, akibat dorongan syahwat dan kecenderungan-kecenderungan duniawi;
3. Menghadapi kehancuran yang ditimbulkan oleh kezaliman sistem dan sebagainya;
4. Memerlukan percepatan langkah, karena kesenjangan antara jarak tempuh dan beban yang dipukul dengan umur manusia yang sangat singkat.
Semua beban di atas dengan isin Allah dapat terkurangi bahkan terselesaikan dengan shalat. Selain itu, shalat juga sebagai sarana
i`tizaz (menumbuhkan harga diri). Dengan mendekatkan diri kepada Allah, melupakan semua peran lainnya, melupakan sejenak gemerlap dunia dengan segala macam daya tariknya akan membuat kita lebih menghargai diri sendiri. Sebab kadangkala, kita rela menginjak-nginjak dan menjual harga diri kita demi meraih tujuan-tujuan duniawi.
Shalat juga sebagai
rahah nafsiyyah (rehat jiwa), dan thuma`ninah ruhiyyah (ketenangan Ruhani), jauh dari kelalaian yang memalingkan manusia dari tujuan mulianya. Rasululla saw bersabdah yang artinya : "Dicintakan kepadaku dari dunia ini: istri dan wewangian, dan dijadikan ketenangan jiwaku dalam shalat."(HR. Ahmad)
Dalam hadis lain yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad disebutkan: "Jika Rasulullah menghadapi urusan yang pelik, ia berkata: "Istirahatkan aku dengannya (shalat), wahai Bilal"
Dan sudah menjadi kebutuhan bagi kita untuk semakin memperbanyak shalat ketika mengahadapi persoalan yang rumit.
Dari sisi
tarbiyah (pendidikan) shalat adalah sarana mendidik orang untuk mencitai aturan dan mengamalkan aturan itu dengan rapi, melaksanakannya tepat waktu, juga melaksanakan pekejaan sesuai dengan prosedur.
shalat juga sebagai saran pembinaan keparibadian yang luar biasa. Bahkan, para ulama menyimpulkan bahwa fungsi shalat adalah sebagai
taribiyah khuluqiyyah atau pendidikan moral. Sebab, dengan shalat kita akan menjadi pribadi yang senantiasa:
1. Cermat dan teliti dalam melakukan suatu pekerjaan;
2. Tenang, tidak mengganggu pihak lain dalam menunaikan suatu pekerjaan;
3. Konsentrasi penuh dalam pekerjaan yang sedang dilakukan;
4. Melatih shiddiq (jujur) dan amanah (dapat dipercaya);
5 Menghindari perbuatan yang keji dan tercelah.
Allah berfirman, yang artinya:
"Dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar" (al-Ankabut:45)
Hikmah shalat dari segi pendidikan masyarakatShalat dapat menumbuhkan jiwa gotong royong, menumbuhkan jiwa persaudaraan dan kepekaan hingga akan mudah menjadikan masyarakat ini bersatu dalam naungan aqidah dan ibadah yang sama. Satu sama lain saling merasa memiliki, menghormati dan menghargai. Nilai-nilai ini bisa nampak jelas kita lihat dalam shalat berjamaah. Mereka berdiri dalam satu barisan, satu kata, satu gerakan, dan satu tujuan hanya untuk mencapai ridho Allah semata.
shalat juga menjadi pembeda antara umat islam dengan umat yang lain, yang dengannya menjadi sarana untuk loyal dan percaya satu dengan yang lainnya. sebagaimana yang disbutkan dalam hadis:
"Barangsiapa yang menghadap ke arah kiblat kami, dan melaksanakan shalat sebagaimana shalat kami dan memakan sembelihan kami, maka sesengguhnya ia adalah seorang muslim. ia berhak mendapatkan haknya sebagai muslim, dan ia berkewajiban (menunaikan) kewajiban seorang muslim"
Kumpulan Artikel Islami
Published:
2013-01-14T03:06:00-08:00
Title:Hikmah Wajibnya Shalat
Rating:
5 On
22 reviews