Umar bin Khatab ialah orang yang dikenal dikalangan kamu Quraisy sebagai orang yang berpendirian kuat. Ia sangat disegani kawan, dan ditakuti oleh lawan-lawannya. Semua orang tahu ketika Umar sedang marah sudah dipastikan orang yang membuatnya marah akan ia bunuh. Namun, dibalik pendiriannya itu yang membuatnya ditakuti, umar ialah orang suka membantu fakir miskin.
Umar ialah seorang kafir Quraisy yang menyembah berhala. Ketika islam mulai berkembang, Umar bin Khatab semakin gusar. Penduduk Mekah hijrah ke Habasya untuk lebih mengetahui tentang ajaran yang dibawah oleh Muhammad saw. Umar bin Khatab semakin geram apalagi kebanyakan orang yang masuk islam ialah para fakir miskin yang selalu ia bantu.
Suatu hari Umar bin Khatab, merencanakan pembunuhan besar kepada kaum muslimin. Ia merencanakan membunuh Muhammad saw beserta 40 orang pengikutnya yang terdiri dari laki-laki dan wanita di sebuah rumah dekat shafa. Umar dengan pedang terhunus ditangannya, semakin geram dibawah terik matahari.
“Mati kau Muhammad. Riwayatmu hanya menunggu waktu. Tunggula aku!” bisik Umar dengan gerangnya.
Di tengah perjalanan, Umar bertemu dengan Nusin bin Abdillah. Nusin bin Abdillah mengetahui apa yang direncanakan Umar bin Khatab kepada Muhammad saw beserta para pengikutnya.
“Hai Umar, Aku tahu kau hendak kemana. Tapi aku lebih tahu isi hatimu, bahwa engkau ternyata menipu dirimu sendiri. Apakah engkau berpikir bahwa golongan Abu Manaf akan berdiam diri jika engkau membunuh Muhammad?” kata Nusin bin Abdullah dengan nada menantang
“Apa katamu” Umar geram.
“Lebih baik engkau pulang saja ke rumahmu, mengurus keluargamu sendiri. Tidakka engkau tahu bahwa adik perempuanmu dan suaminya telah menjadi pengikut Muhammad saw,” Jelas Nusin
“Ha? Jangan membohongi aku!”
“Pulanglah ke rumah adik perempuanmu. Kemudian periksa keadaan keluargamu itu. Kalau aku berbohong, kamu boleh menindakku sesuka hatimu!”
Tanpa mengeluarkan sepata kata pun, Umar kembali dan ingin membuktikan apa yang telah dikatakan oleh Nusin yang telah membuat hatinya mendidih.
Sampai di rumah adik perempuannya, Umar mendengar suara adik perempuannya itu sedang membaca Al-Quran. Dengan sikap kasar Umar langsung mengedor pintu rumah adik perempuannya. Fatimah, adik perempuan Umar dan suaminya tersentak kaget. Belum hilang rasa kagetnya Umar sudah berdiri di samping Fatimah.
“Hai Fatima! Apa yang kalian lakukan?” Umar bertanya dengan Nada membentak
“Aku hanya....,” suami Fatimah menyembunyikan apa yang ia lakukan bersama istrinya. Tapi belum sempat suami Fatimah melanjutkan kalimatnya. Tangan Umar bin Khatab telah menampar pipi Fatimah. Darah mengucur dari hidung dan mulut Fatimah.
“Apa yang telah kalian lakukan?” bentak Umar bin Khatab sekali lagi.
Fatimah bangkit dari duduknya. Kemudian dengan nada yang lantang ia berkata kepada kakak kandungnya
“Wahai kanda aku telah masuk islam”
“Ha?” hati Umar seakan mendidih
“Benar, aku telah masuk islam. Silahkan lakukan apa yang hendak kamu lakukan terhadapku. Bila engku hendak membunuhku lantaran aku masuk islam, Lakukanlah! Aku siap mati dengan membawa iman” kata Fatimah sambi mengusap darah yang mengucur dari mulut dan hidungnya.
Umar bin Khatab kemudian mengambil lembaran ayat Al-Quran yang tertulis pada kulit unta yang sudah kering dengan sikap kasar.
Umar segera membaca lembaran itu:
“Wahai lelaki (Muhammad). Tidakkah kami menurunkan Al-Quran ini untuk mencelakan engkau. Tetapi hanya sebagai peringatan bagi orang yang takwa. Diturunkan dari Tuhan Yang Maha Pengasih, bersemayam di atas Arsyi. Kepunyaan-Nyalah apa yang ada di langit, di bumi dan di bawah tanah.”
Setelah Umar bin Khatab membaca ayat Al-Quran tersebut (Surat Thaha ayat 1-6). Ia terpaku. Ia menatap adik perempuannya itu, kemudian ia beralih menatap suami Fatimah.
Umar mendekati Fatimah. Dibelainya rambut adik perempuannya itu. Fatimah heran melihat sikap Umar yang tiba-tiba berubah. Begitu juga dengan suaminya.
“Aku relakan kalian menjadi pengikut Muhammad. Aku akan menjadi benteng kalian dari gangguan kaum Quraisy yang tidak menghendaki kalian sebagai pemeluk islam.” Kata Umar dengan nada lembut
“Benarkah kanda” bisik Fatimah seakan tidak percaya.
“Benar,”
Fatimah tersenyum bangga mendengar ketegasan Umar
“Aku akan segera menghadap Muhammad,” kata Umar
“Untuk apa Kanda?” tanya Fatimah.
“Aku ingin menyatakan sebagai pemeluk islam” jelas Umar bin Khatab.
Saat itu juga Umar bin Khatab berangkat ke Syafa. Kepada Nabi Muhammad, Umar menyatakan diri sebagai pemeluk islam.
“Saksikanlah wahai Muhammad, bahwasanya: Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad sebagai Rasull-Nya” kata Umar bin Khatab kepada Nabi Muhammad saw.
“Amin! Semoga Allah memberkahimu wahai Umar bin Khatab! Dan semoga Allah menjaga nilai imanmu,” sahut Nabi Muhammad
Orang-orang yang berada dalam rumah itu terkejut keheranan melihat Umar yang tiba-tiab memeluk islam. Mereka tidak mengetahui bahwa sebelumnya Umar bin Khatab telah membaca ayat Al-Quran yang membuatnya sadar..
Semoga bermanfaat..
Kumpulan Artikel Islami
Published:
2013-02-07T07:02:00-08:00
Title:Kisah Umar bin Khatab Memeluk Islam
Rating:
5 On
22 reviews