Sabar akan tuntunan syariat yang merasuk dalam segala kondisi yang dialami oleh manusia, ada yang disebut kesabaran dalam ketaatan yang hakikatnya telah tampak sebelum suatu amalan dikerjakan dengan ketulusan niat dan menyingkirkan riya sejauh-jauhnya. Bagi yang ingin mencapai kesabaran dalam ketaatan hendaknya menghayati hadis Rasulullah saw,
“Sesungguhnya segala amal perbuatan bergantung dengan niatnya”
Adapula
kesabaran dalam melaksanakan ibadah yang tercermin dari sikap untuk tidak malas dalam melaksanakan segala adab dan sunnah-sunnah yang dikandungnya, seperti yang terkandung dalam firman Allah swt,
“(yaitu) orang-orang yang khusyu` dalam shalatnya” (QS. Al-Mukminun:2
Adapula kesabaran setelah selesai melaksanakan ibadah yang tampak dari sikap untuk tidak ujub terhadap ibadah yang telah dilakukannya serta tidak cenderung untuk melakukan sum`ah dengan memamerkan ibadahnya itu, sebagaimana difirmankan oleh Allah swt,
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan sedekahmu dengan menyebut-menyebutnya dan menyakiti…” (QS. Al-Baqarah)
Dari uraian di atas, tampak jelas bahwa dalam melaksanakan ibadah pada hakikatnya tidak memiliki batas.
Adapula yang disebut dengan kesabaran dari perbuatan maksiat yang tampak dari usaha untuk meredam nafsu dan godaan setan, serta sikap untuk selalu menganggap buruk perbuatan keji dan mungkar. Kesabaran dari berbuat maksiat juga tidak ada batasnya, karena segala hal yang terlarang memang dilarang selamanya bagi setiap muslim. Seperti yang telah disabdakan oleh Rasulullah saw, “Jauhilah sejauh-jauhnya segala hal yang akan dilarang kalian melakukannya, dan kerjakanlah sebisa kalian atas apa yang aku perintahkan kepada kalian”
Adapula kesabaran yang disebut dengan kesabaran terhadap kepedihan dan cobaan hidup. Kesabaran jenis ini ialah kesabaran yang yang paling tinggi. Allah swt berfirman,
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengcapkan: Innalillahi wa inna ilaihi rooji`uun (kami adalah milik Allah dan akan kembali kepada-Nya). Mereka itulah yang akan mendapatkan keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk” (QS. Al-Baqarah:155-157)
Hakikat kesabaran terhadap kepedihan dan cobaan dalam hidup tidak ada batasnya dan harus dihadapi dengan keyakinan yang mendalam, oleh sebab itulah Rasulullah saw telah mewariskan doa yang berbunyi,
“Aku meminta dari-Mu keyakinan yang dengannya Engkau meringankan kesulitan dunia yang kuhadapi.”(HR.Tirmidzi)
Ada juga yang disebut dengan kesabaran dalam menghadapi kejahatan orang lain yang muncul dalam pergaulan. Untuk yang satu ini, bisa jadi kesabaran ada batasnya, karena ada sebagian orang yang dinyatakan Allah swt,
“Dan sesungguhnya orang-orang yang membela diri sesudah teraniaya, tidak ada satu dosapun terhadap mereka” (QS. As-Syura:41)
Sementara sebagian lain memiliki sifat seperti yang disebutkan dalam firman Allah, “Dan hamba-hamba Tuhan yang maha penyayang itu orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata keselamatan” (QS. Al-Furgan:63)
Oleh sebab itulah maka keluhuran budi pekerti dapat dilakukan dengan menyambung silaturahim dengan orang yang memutuskannya, memberi kepada orang yang kikir; dan member maaf kepada orang-orang yang zalim.
Kumpulan Artikel Islami
Published:
2013-04-09T23:38:00-07:00
Title:Hakikat Kesabaran
Rating:
5 On
22 reviews